Dua Garis Biru Bersemi di Putuh Abu-abu

Eka adalah anak tunggal yang bersekolah disalah satu SMA negeri Medan. Orang tuanya sudah lama bercerai, Eka tinggal bersama ibunya yang bekerja di kantor pemerintahan. Hari-hari yang dilalui Eka terasa hampa dan sepi, tidak ada teman berbagi, tidak ada tempat mengadu. Bagaikan bulan yang diam sendiri di anatara beribuan bintang,

Pagi ini Eka memasuki hari pertama sekolahnya. Dengan seragam putih abu-abu yang dikenakannya ia berlari kencang menuju gerbang sekolah. Ini bukan kali pertama Eka terlambat datang kesekolah. Namun kali ini Eka tidak terlambat sendirian, ada beberapa teman nya yang terlambat dan salah satu dari temannya Bernama Rian.

Eka melihat Rian meminta tolong kepada satpam penjaga sekolah agar gerbang dibukakan. karena Rian adalah ketua osis maka siswa yang terlambat akhirnya dizinkan masuk sekolah. Seketika benih-benih cinta di mata Eka pun muncul.

Rian adalah ketua osis sekaligus siswa yang berprestasi di sekolahnya. Selain parasnya yang tampan ia juga banyak memenangkan debat hingga tingkat nasional. Rian berasal dari keluarga yang sederhana ayah dan ibunya bekerja sebagai petani. Namun rian memiliki keluarga yang Bahagia.

Pagi ini Eka terlihat begitu semangat untuk berangkat sekolah. Biasanya eka sampai disekolah jam 8.10 pagi namun hari ini Eka sudah berada disekolah jam 7.00 pagi. Cinta pertama Eka bersemi di putih-abu kepada Rian.

Hari-hari terus berlalu dengan cinta dalam diam. namun siang ini hujan begitu deras, muncul payung merah dari belakang.Eka memegang payung berwarna merah menawarkan bantuan kepada Rian untuk pergi ke halte bersama dengan menggunakan payung milik Eka.

Detik itu adalah awal percakapan antara Eka dan Rian. Sesampainya di rumah, Eka melompat kegirangan, rasa sepi yang setiap hari menghampiri kini berubah menjadi penuh warna karena kehadiran Rian dalam hidup Eka.

Eka dan Rian kini lebih sering berjumpa sampai suatu waktu Rian mengajak Eka untuk nonton bersama di bioskop. Semenjak saat itu mereka saling menyukai dan berkomitmen untuk selamanya bersama. Saat kenaikan kelas ternyata Ekaa dan Rian satu kelas. Ketika jam sekolah selesai Rian mengajak Eka untuk dinner jam 7.00 malam.

Di cafe yang tak jauh dari sekolah mereka, Rian mengungkapkan rasa cinta nya kepada Eka. Tanpa berfikir Panjang Eka menerima permintaan cinta Rian, karena selama ini Eka juga mencintai Rian dari awal pertemuan mereka.

Setiap hari dilalui, mereka selalu bersama, dimana ada Eka disitu pasti ada Rian, pun sebaliknya. Namun sore ini hujan sangat deras yang membuat Eka dan Rian basah kuyup, kebetulan rumah Eka sudah tidak jauh lagi sehingga Rian mampir kerumah Eka. “Ibu kamu dimana?” tanya Rian “ooh dia sedang pergi keluar kota untuk beberapa minggu jadi aku sendiri dirumah, tapi udah biasa kok, dari kecil juga aku sering ditinggal sendiri, karena ibu sibuk banget sama pekerjaannya.” Jawab Eka.

Setengah jam berlalu Hujan tak kunjung berenti, pembahasan Eka dan Rian pun perlahan berhenti. Tik..tik…tik jam berdetik dalam keheningan yang menunjukkan jam 8.00 malam. Rian dan Eka tanpa berfikir Panjang melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Keesokan harinya mereka bejumpa disekolah dengan rasa penyesalan. Eka sangat takut kalau dia positif hamil. Akhirnya setalah 2 minggu berlalu dia mencoba membeli tespeck ternyata hasilnya negative. Eka dan Rian sangat lega. Namun ada pepatah mengatakan “jatuh dilubang yang sama”

Rian terbayang akan kejadian yang mereka lakukan kemarin, malam Panjang yang ia lalui hanya memikirkan perbuatan yang mereka lakukan.Diatas Kasur tempat tidur sambil berbaring dengan menggemgam handphone nya. Rian menelpon Eka.

Ternyata keesekoan harinya mereka melakukan hal yang sama berulang-ulang kali hingga akhirnya Eka merasa mual dan tidak enak badan. Ternyata benar Ketika di cek Eka positif hamil.

Di usianya 17 tahun Eka merasa hilang harapan, begitupu dengan Rian. Mereka sama-sama belum siap untuk meninggalkan masa muda mereka. Tanpa berfikir Panjang Rian marah dan meminta Eka untuk menggugurkan kandungannya. Eka menangis tersedu-sedu memohon kepada Rian agar tetap disamping Eka selamanya.

Hampir setiap pagi Eka terlihat mual-mual yang membuat ibunya sangat curiga. Dengan terpaksa dan penuh dengan keraguan Eka menceritakan semua kepada Ibunya. Hancur,marah kacau. Perasaan seorang ibu yang mendengar peerkataan Eka. Seketika ibu Eka mendatangi rumah.

Hati orang tua yang melahirkan dan merawat anaknya dengan penuh kasih sayang dan pengharapan yang besar, kini sudah dicabik-cabik oleh dua garis biru, perasaan mereka yang hancur sehancurnya tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata hanya air mata yang yang menetes deras yang mampu mengungkapannya.  

Pepatah mengatakan Dosa memang nikmat tapi berujung maut. Tak ada yang bisa disesali jika sudah terjadi, Penyesalan memang selalu datang terlambat. Eka dan Rian terpaksa meninggalkan pendidikannya dan menikah untuk membesarkan anaknya. Kini Eka dan Rian hanya berjualan di pasar.  

Andia Regita Cahyani Br Pelawi (Politeknik Negeri Jakarta)

Komentar